Sepenuh Jiwa Mendidik Hati (tafsir qs yasin 23)

Sepenuh hati mendidik jika dan sepenuh jiwa mendidik hati. Apa Maksudnya? 

pernahkah merasa, Proses yang selama ini kita jalani belum menampakkan hasil? berlum juga berujung. Mengapa? bisa jadi karna belum sepenuh hati atau belum sepenuh jiwa. 

Dulu, dakwah di madinah ditolak, lalu ada 2+1 orang yang akhirnya mau mendengar dakwah rasululloh. Maka rasululloh mengatakan sesuai qs dibawah ini...


Qs yasin 23 : Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?


Kita diciptakan bersama dg jin untuk beribadah pada Alloh. Ibadah itu keniscayaan/ kewajaran hidup. Kita ini statusnya hamba Alloh, apapun status kita lainnya, baik sebagai anak, istri, ibu, dosen, pedagang atau mahasiswa.


Maka aneh jika ada org yang rendah diri, padahal dirinya adalah makhluk yang sudah disempurnakan oleh Alloh SWT. Kita selalu ingat dengan status yang dibuat manusia. Tapi kadang kita lupa dengan status yang diberikan Alloh yaitu sebagai Hamba Alloh. Manusia bisa saja beda status dalam pandangan manusia, tapi dalam pandangan Alloh semua sama, seseorang itu berbeda karna ketakwaannya. 


Status kehambaan kita harus dijaga, caranya : 

Ibadahnya melibatkan akal, hati dan jiwa. 

Fisik hanya pelaksana saja. Kenapa? 

Karna ibadah itu perlu memutuskan. Datang ke majlis, diawali dg keputusan akal untuk ke majelis. Dilakukan oleh hati (sepenuh hati) lalu dilanjutkan dengan jiwa, sejauh mana ikhlas terhadap kegiatan tersebut. Baru dia akan bernilai ibadah. 

Akal, hanya akan bisa menerima ilmu, jika memasukkan ilmu yg ada di luar untuk menjadi akal. Belajar adalah proses memasukkan ilmu ke dalam akal. 

Qs al isra 36 : janganlah klian melaksanakan segala sesuatu tanpa ilmu

Segala keputusan harus berdasarkan ilmu


Hati, isinya tidak lain adalah iman. Hati tanpa iman tidak akan bisa melakukan keputusan akal. Saat keputusan akal tidak ditindaklanjuti oleh hati, karna didalamnya tidak ada iman. 

Hati yang tidak ada iman adalah hati yang lemah. 

Lakukan segala sesuatu dengan sepenuh iman, bukan sepenuh hati. 

Jadi jika ingin melakukan sesuatu bernilai badah, lakukan dengan hati (iman). 


Diutusnya nabi dan rasul menunjukkan bahwa iman awalnya berada di luar, dengan utusan2 Alloh maka ini adalah proses untuk memasukkanniman ke dalam hati kita.  (Qs. 9:14)


Ikhlas itu berada di dalam jiwa, bukan hati. Alloh SWT mengartikan ikhlas sebagai rahasia seorang hamba dan Alloh, bahkan setan pun ga tau. Agar jiwa ikhlas, qs 6 : 164. 


Ilmu : apakah akal membutuhkan semua ilmu? Tidak. 

Secara esensial, Ilmu yang diperlukan akal adalah ilmu yang membuat kita mengetahui apa yang Alloh sukai dan Alloh tidak sukai. Selebihnya jika tidak tahu ya tidak apa2. (Ilmu yg wajib 'ain). 


Dasar utama akal berdasarkan ilmu, maka akan melakukan yang  Alloh sukai dan meninggalkan yang Alloh tidak sukai. Ibadah ini tabiat hidup. Jika ada org hidup tidak ibadah maka artinya menghilangkan tabiat hidup/ jati dirinya. 

Tabiat hidup ~> Berpindah : dari yang tidak disukai ke yang kita sukai

Bekerja juga bisa menjadi ibadah jika ia didasarkan pada akal berbekal ilmu dan berbasis iman. 


Ibadah adalah watak kehidupan, tapi sudahkah kita memutuskan segala sesuatu berdasar ilmu? Jika ada yang menghina kita, lalu apa yang akan dilakukan? Marah balik atau (jika berdasarkan ilmu) mendiamkan dan menjauh? 

Ibarat ada 'majikan yang minta dibuatkan sayur sop tapi ART menolak dan mau buat sayur asem'


Mungkinkah status hamba manusia dibatalkan? Sebagaimana dipecatnya ART oleh si majikan. Tidak ada nilainya status manusia selain hamba Alloh. Seorang jendral akan mulia, kecuali ingat bahwa dirinya hamba Alloh


Ilmu adalah alat yang penggunaannya sangat bergantung pada hati. MAsalahnya hati yang tidak mengenggam iman tidak akan sanggup menunaikan sebaik apapun keputusan hati. Sebagaimana palu yang digenggam kuat akan mampu menancapkan paku dengan kokoh. Jika genggamannya tak kuat maka tak kan mampu.

Peganglah ilmu dengan hati yang kuat. Pukulkan kuat2 di semua medan kehidupan nuscaya terbentuk sikap, perilaku yang kokoh. 


Hati tidak akan kuat memegang ilmu tanpa iman. Al hujurat : 14 


Ciri iman sudah ada didalam hati yaitu apabila membuat apapun yang kita lakukan semata karna iman, tidak ada yang terjadi karena rahmat Alloh & hanya mengharap rahmat Alloh. Bukan karna alasan2 lain. 


Siapa yang bisa menancapkan iman didalam hati? Jiwa (ar ruh) . 

Karakteristik jiwa : cinta Alloh, berasal dari Alloh

Rindu akhirat, tempat asalnya jiwa (ruh)

Al baqarah 1-2 : Jika hati sudah cinta Alloh dan rindu alhirat maka artinya iman sudah berada didalam hatinya. 


Mengapa jiwa belum berpengaruh demikian kepada hati? Maka ... (bersambung) ...


Senin, Masjid Nurul Ashri Deresan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abah

Catatan Diri!

Pintu masuknya syaithon golongan jin pada manusia