Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Tawakkal

The hardest part of being distance is the distance itself.  Ketika berjarak, dan ada ujian disitulah ujian tawakkal mulai nampak. Tidak disaat lapang, ketika semua kondisi baik-baik saja. sehat-sehat saja. Tetapi ketika mengetahui orang yang dicintai sedang tidak dalam kondisi terbaiknya. tidak ada yang bisa dilakukan selain berdoa, meminta kepada yang Maha Penyembuh agar kesehatan diberikan padanya. Menyerahkan sepenuh hati bahwa tiada daya upaya selain hanya berpasrah kepada Ia, Sang Maha Pemilik Kesehatan.  Duhai Rabb, Tuhannya Manusia, disini aku meminta, agar Kau memberikan harapan kepada hati yang hanya Engkau penggenggamnya, Berikan Ia kesembuhan, kesehatan yang tiada sakit lagi setelahnya. Berikan ia kesehatan, kebahagiaan dihari tuanya. karena dia adalah satu-satunya lagi yang tersisa, agar bisa kutunjukkan bakti di dunia.  Duhai Rabb, Kau Yang Maha Kuasa. Aku tau belum banyak yang kulakukan untuk membuktikan bahwa aku mencoba untuk menjadi amal sholehnya. Aku tahu banyak kesa

SELESAI

Setelah enam kali purnama, kembali mencoba menuliskan apa yang ada di otakku ini. Ya, memang menulis disini adalah saranaku untuk bisa menuangkan apa yang kadang terlintas atau memang benar-benar kupikirkan.  Saat aku menulis ini, aku sudah berada kembali ke kotaku berasal, Samarinda. Kota dimana aku dilahirkan dibesarkan, kuliah hingga menjemput rezeki. Setelah kurang lebih dua tahun enam hari lamanya menjadi warga Yogyakarta untuk menyelesaikan studi, akhirnya aku kembali.  Satu mimpi selesai, Rin. Kini waktunya memberi bukti tanggung jawab ilmu yang sudah dipelajari kepada negeri dan masyarakat sebagaimana kau citakan sebelum pergi. Ingat Rin! kamu pergi dengan uang negara, ilmu yang kau caripun atas rekomendasi negara karena bidangmu ini tak banyak peminatnya. Inilah citamu untuk bisa memberikan kontribusi.  Tapi, ingat Rin masih banyak mimpimu yang lain, yang belum bisa kau capai sejauh ini. ada pula kewajiban yang hingga saat ini belum bisa kau lakukan. Bukan karena dirimu merasa

Abah

Terkadang aku lupa, rasanya punya Ayah. Tapi, tentu ada hikmah dibalik ketiadaan beliau saat aku SMP. Sekalinya perjalanan yang kuingat. Sekali dan terakhir kalinya. Aku hanya berjalan berdua bersamanya ke toko buku. Sungguh canggung, karena kami tak seakrab itu, tapi juga tak sejauh ini.  Ketika kurasa aku lupa, kuingat lagi sosoknya, mencoba mengumpulkan serak-serak ingatan ketika dulu sekali pernah diantar sekolah, atau bermain diletakkan diatas fosil kura-kura. Selebihnya, yang paling kuingat adalah kebiasaan beliau ketika makan, ada gerakan khas yang tidak orang lain punya.  Disaat aku ingat, setiap kalinya kumelihat ada akhwat lain yang bertemu dengan papanya, ada ikhwan lain yang berbicara tentang ayahnya. Ada teman yang membagi status tentang bapaknya. Lalu aku bisa bercerita tentang apa. Yang kupahami, dulu beliau adalah sosok pekerja keras untuk menghidupi kami, istri dan keenam anaknya. Beliau juga adalah sosok yang sangat ringan tangan untuk menolong orang lain, meski gajin