Catatan Diri!

 Refleksi tiga puluh tiga... ya, kamu sudah tua Rin! 

Ingat waktumu mulai menipis seiring bertambahnya waktu dan kesempatan menghirup oksigen di bumi ini. Masih banyak hal yang ingin dilakukan, tapi sudahkah usahamu sejalan dengan mimpi? 

Aku tau, salah satu yang ada dibenakmu adalah bagaimana menghadapi kepastian yang belum pasti kan? sungguh sebuah misteri yang kamu yakin pasti akan datang, tapi entah kapan. Yang bisa diikhtiarkan saat ini adalah berbekal dan persiapan. Sembari mengejar cita yang kau ukir sejak dulu kau tau ada yang namanya berkeinginan.

hmm...

Akankah yang memberikan harapan terkalahkan oleh yang datang dengan kepastian? 
pertanyaan berat dengan setidaknya ada dua konteks tafsiran...

pertanyaan diatas bisa tentang jodoh, but at the same time it is also talk about death. 

jika berbicara tentang jodoh, maka mungkin saja saat ini ada orang-orang yang memberi dan menaruh harap, namun tak jua datang kepastian.  Untuk hal yang seperti ini, akan menghabiskan energi begitu rupa hingga lelah. 

Terutama bagi wanita. Hei, kami ini makhluk yang perlu kepastian saudara. Kami perlu bukti, bukan janji. Maka jika memang tiada kabar berita, apa sebaiknya tinggalkan saja? Toh, jodoh tak mungkin tertukar, tinggal bagaimana kita mengikhtiarkan cara terbaik dalam menjemputnya. Kuingatkan wahai diri sendiri, jika dirimu sudah merasa tergantung, maka ini adalah tanda bahaya. Segeralah beristighfar dan kembali kepada Alloh Sang Maha Pemilik Hati. 

Lalu, bagaimana jika ternyata ada yang merapat di hati? eeaa... rumusnya ya bawa kembali pada Sang Pemilik Hati. Ingatlah bahwa selain Maha Cinta, Alloh juga Maha Pencemburu. Ia takkan mau dan tak layak untuk dijadikan yang kedua. Kembalikan dan bertanyalah sesopan yang kau bisa, sesantun seorang hamba. bukankah telah ramai dipahami ada doa yang sungguh santun untuk meminta atas sebuah pilihan. Doa dan solat istikhoroh namanya. Menurutku, doa ini.sesantun-santunnya doa meminta. Dan, entah mengapa kurasa doa ini tertuang menjadi bait lagu dari penyanyi terkenal di Indonesia bernama Tulus. tau ga? judulnya "Interaksi"

...

Alam dan s'luruh energinyaApa dalam ciptaNya ada aku?Bila bukan untuk akuHindariku dari patah hati itu
Jika dia memang bisa untukkuSini, dekat dan dekatlahDan jika dia memang bukan untukkuTolong, reda dan redalah

Atau mendekatlah, ah

...

Kurang lebih begitu dua penggal bait liriknya. meski aku tidak tau juga, apakah beliau menulis lirik ini terinspirasi dari doa istikhoroh atau bukan... hehe

Jika ternyata jawaban dari doa yang dipinta ternyata ter-isyaratkan ya dia, dia juga. So, maybe that's a sign from Him. Tentang langkah apa selanjutnya yang harus ditata, yuk mari balik bertanya kepadaNya, sebaiknya harus apa. Harus bersabarkah, maju duluankah... intinya setiap langkah selalu ada resiko, 

Sebagai catatan, Jika ada yang mau dan mampu, tentu dengan kelengkapan kecocokan, maka yang lebih pasti lebih utama bukan? sebagaimana pernyataan mas Mbayang "biar bocil gini, aku datang membawa kepastian" 😂

Galaw amat sih neng, ngomongin jodooh mulu. apatah di zaman ini mulai bermunculan kelompok orang yang enggan untuk menikah karna dianggap merepotkan, menambah beban hidup. Di sisi lain, justru tangan-tangan terangkat menantikan kapan si jodoh datang.

Di satu sisi, mulai bermunculan pasangan-pasangan yang mendeklarasikan dirinya 'child free' dengan alasan menurunkan kemerdekaan hidup, tapi di sisi lain berbagai ucapan dan ikhtiar dilakukan oleh mereka yang menanti-nanti datangnya si buah hati.

Hmm. Dunia ini memang rangkaian sebuah anomali. Namun ketika anomali melanggar fitrah, maka akan menjadi awal kerusakan. akankah ada orang-orang yang peduli? lalu dimana posisimu berada?

--

Jikapun berbicara tentang kematian, maka pernyataan sekaligus pertanyaan diatas adalah mengenai mimpi-mimpi dan harapan yang disusun serta direncanakan selama hidup. 

Belajar, sekolah, kuliah, bekerja, menjadi ibu rumah tangga ataupun lainnya wajib diikhtiarkan dengan sepenuh jiwa, dengan profesional agar maksimal. 

Karena kita tidak pernah tahu kapan Israil datang menjemput. Masa yang telah dengan jelas tertulis di lauhul mahfudz, si fulan akan kembali dalam keadaan demikian demikian pada tanggal sekian jam sekian detik sekian. Semua sudah tertulis detail dan di masa itu tidak ada yang bisa dibawa kecuali amal perbuatan. 

Disamping itu, ketika ada yang kembali, tentu akan ada yang ditinggalkan. Akan ada orang-orang yang hatinya kebas, terluka tak berdarah. Yang merasa kehilangan karna dulunya pernah bersama. Yang mungkin memiliki sesal karna belum sempat begini dan begitu. Namun tiap waktu ada masanya, tiap kejadian akan ada hikmahnya.

Ustadz Abdul somad pernah berkata "Banyak orang berkata bahwa orang yang kehilangan akan sembuh seiring waktu. Orang yang mengatakan hal ini tentu bukan orang yang pernah merasakan kehilangan. Luka kosong hatinya tak akan hilang, tapi ia-nya bisa digantikan dengan kebahagiaan pelipur lara lain yang akan muncul setelahnya".

Ya, sebagaimana diingatkan oleh ibu Cinta, "Seseorang yang lebih menghargai kehidupan adalah orang yang pernah kehilangan". Dari Peristiwa orang-orang yang telah duluan berpulang kita belajar, bahwa seseorang akan diingat sesuai apa yang telah diperbuatnya semasa hidup. wallohu'alam bi showaf.

Selamat belajar! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abah

Pintu masuknya syaithon golongan jin pada manusia